Buku Terbit event FTS "KENANGAN TAK TERLUPA DENGAN IBU"
08-15 Februari 2014
Judul: IBU; dalam memoriku (BUKU #2)
Penulis: Ocha Thalib, dkk
Penyusun: Risty Arvel
Desain Cover: de A media creative
Layout: de A media creative
ISBN: 978-602-1203-25-5
Foto Ibu di dalam Dompetku
“Ya Tuhan itu foto ibumu”
Riani tersentak kaget. Ia mengamati dengan seksama membandingkan wajahku dengan
foto ibu. Foto itu selalu aku bawa sejak SD sampai lulus kuliah. Ibuku adalah seorang
wanita biasa, ibu yang selalu membuatkan sambal korekan dan tempe goreng yang
diiris tipis-tipis sebagai Rutinitas pagi sehabis subuh. Lebih enak lagi kalau sambel
korekan disajikan dengan nasi hangat. Pastilah aku rindu racikan sambal ibuku.
“Mas kamu kangen ibu,
ya?”
Riani seakan membaca pikiranku dan memang benar aku akan selalu kangen ibuku, kemudian
ia mengajakku ke makam ibuku untuk berdoa. Riani menaburkan bunga mawar diatas
pusara ibuku. Tak terasa air mataku jatuh mengenang kembali saat bersama ibu.
Riani memberiku sapu tangan bermotif bunga mawar mirip sapu tangan milik ibu 10
tahun lalu. Aku teringat saat ibu memberiku waktu aku menangis tersedu-sedu ketika
jasad nenekku dimakamkan.
Waktu
ibu pindah ke rumah paman, tanpa ayah disampingku. Dia tetep tenang tak mau melihat
anak kesayangannya bersedih. Sempat aku bertanya “ayah dimana ibu?” Ibu selalu bilang, ayah bekerja di luar negeri, ketika
SMP kelas satu aku baru tahu bahwa ayah tertembak peluru nyasar. Saat terjadi
bentrok senjata antara polisi dengan para perampok.
Paman berbincang dengan ibuku
diteras rumah mengenai penyakit dideritanya. aku kaget. Sejak saat itu aku
berjanji untuk menjadi anak baik yang berbakti pada ibu. Begitu beratnya, Aku menhan
tangis dihadapan ibu, agar ibu tidak bersedih. Namun saat di ruang ICU aku menangis
sekuat-kuatnya melihat ibu lemah tak berdaya.
Wajar saja bila Riani cemburu, karena
foto ibuku sangat cantik. Aku ceritakan agar tidak salah paham kenapa foto
ibuku selalu ada didompetku. Foto itu menjadi kekuatan dan semangat hidupku.
terkadang mencegahku untuk berbuat jahat serta menuntunku berbuat jujur dan
sederhana.
Waktu
SMA aku tak punya pacar, aku termasuk cowok cupu kurang pergaulan. Hingga suatu
ketika ada teman sebangku, diam-diam naksir padaku, namun aku takut karena ada
foto ibuku di dalam dompet. Begitu kekuatan cinta ibuku meskipun hanya sebuah
foto kecil berukuran 4x6 namun sanggup mempengaruhiku. Demikian juga Saat aku
ujian akhir semester foto ibu selalu menemaniku.
Hanya ibuku yang ada dalam hatiku,
tak ada wanita lain yang dapat menggantikannya. Namun Sejak aku bertemu Riani, semua
menjadi berubah, sugesti foto ibuku berkurang, mungkin itu hanya perasaanku saja ketika aku sedang
jatuh cinta pada Riani hingga foto ibuku sedikit terabaikan. Ini sebuah
kesembuhan atau suatu musibah karena aku tidak tergantung lagi pada foto ibuku.
Namun ada perasaan bersalah bila aku melupakan foto ibuku. Riani adalah wanita
kedua yang mengetuk pintu hatiku dan aku mempersilahkan nya untuk singgah di
hatiku. Sudah saatnya aku membuka diri dengan mahluk Tuhan yang bernama wanita
untuk mendapingi hidupku.
Di depan pusara ibu aku mengajak
Riani dan aku berdo’a mohon izin supaya ibu juga merestui hubungan kami. Riani
terisak pecahlah tangisnya ketika aku menyatakan cinta di atas pusara ibu. “Mas, bolehkah fotoku bersanding dengan foto
ibu, simpan ya mas di dalam dompetmu, aku akan berusaha menjaga cintaku seperti
mas menjaga cinta tulusmu pada ibu” aku berikan sapu tangan bermotif bunga
mawar milik ibuku.
Sekarjalak,
6 Desember 2013
Aloeth Pathi,
lahir di Pati- Jawa Tengah. Karyanya dimuat
Mata Media antologi bersama, Dari
Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus dan Forum Sastra
Surakarta 2013).
mengelola Buletin Gandrung Sastra Media.
Tinggal di Jln. Ronggo Kusumo 204, Sekarjalak, Margoyoso-Pati. E-mail :
margoyoso-cah@yahoo.com .
No hp; 085225149959,
FB : noerlutfi@yahoo.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar