KEMILAU MUTIARA JANUARI
Koordinator Penulis : Tosa Poetra
Gambar Sampul : Lukisan karya Sidik Ihwani
Desain Sampul : Tim Sembilan Mutiara
Tata letak : Tim Sembilan Mutiara
Penerbit : Sembilan Mutiara Publishing Trenggalek
Email : sembilanmutiara@ymail.com
Cetakan pertama, Januari 2014
Xiv + 174 hlm; 14,5 x 21 cm
ISBN: 978-602-1264-05-8
Para Penulis
Adwa Qaireen, Afiyah Asya Luvias, Agus Hariyanto, Agus Sri Wardoyo,
Aloeth Pathi, Amie Suratmie, Andhara Praja, Andrian Eka Saputra,
Arovik Ghokilz, Ary Nurdiana, Asrie Dede, Aziza Zuroh Sya’bandiyah,
Bambang Eka Prasetya, Barep Pangestu, Cinde Laras, Deni Tri Aryanti,
Dewi A Maryati, Dewi Susanti, Dianti Sevina, Eddie MNS Soemanto,
Eka Nuraini, Eka Sundari Ndaru, Euis Muadatul H, Ferry Willi Riawan,
Hesti Sartika, Hilman Darmawan, Ibnu Din Assingkiri, Ining Rustini,
Jingga Flamboyan, Juwaini, Khusnul Ihda M, Koko Prianto,
Liestyo Ambarwati Khohar, Muhammad Abdurrahman, Neneng Nurhasanah, Nieranita, Niken Pratiwi, Nunik Tyas, Nurhikmah Hakiki, Nurul Annisa
Nyuwun Laksana Angin, Obi Samhudi, Risang Bayu Citra Saptadi
Robby Herya Bayu Nugroho, Rudian Setiawan, Rudi Yuswantoro
Sabda Alamsyah, Saiful Anam Assyaibani, Sarah Kartika Pratiwi, Seyhan Zuleha, Siamir marulafau, Sidik Ihwani, Siti Maryam, St Sri Emyani, Sudarmono,
Susilowati Sagi, Syam Chandra Mt, Syihabul Furqon, Tarra Lestarry
Tri Budhi Sastrio, Tosa Poetra, Tulus Setyadi, Ummi Salma, Widi Suharto,
Yandri Yadi Yansah, Zulia Rahmasari.
ada Beberapa Puisi ;
TARIAN KEMBANG & KUPU-KUPU
Pada pinta
Pintu yang satu
Adalah tarian kembang dan
kupu-kupu
Hutan hilang
Terbang melayang sayap
patah
Keluh
Resah
Pada pinta
Pintu yang satu
Lentik jemari
Lenggok pinggulmu
Adalah tarian kembang dan
kupu-kupu
Pada pinta
Pintu yang satu
Adalah butir bening mata
kami
Pada pinta
Pintu yang satu
Adalah tetes embun di hati
kami
Pati, 23-08-2012
Setahun Aku
Bersamamu
Selembar kertas kumal di
saku blue jeanku
terendam di ember penuh
detrejent
dan hampir saja hancur oleh baling-baling mesin cuci
sebuah Catatan kecil saat
bertemu kau di bandara
Cerita duka di awal Januari
Tentang seorang TKW Pulang teraniaya
Bulan Februari penuh warna
ungu
Nuansa sendu berbalut
kelabu
Temanmu sejawat mati
ditiang gantungan
Maret , kusentuh tanganmu
yang membiru
Matamu yang lebam masih
membekas
Dengan sepotong coklat
berpita
Pada April yang mendung
Langit muncurahkan
tangisnya
Sebuah senyum tersungging
di bibirmu
Ada asa terpaut.
Mei, kutemani kamu kibarkan
spanduk-spanduk
Orasi di depan kementrian
tenaga kerja
menuntut kenaikan Upah
Buruh
dan Perjuangkan nasib
kawan-kawanmu di mancanegara
Di Juni aku mulai mengunjungimu
Pecah tangis seiring hujan
lebat di bangsal Rumah Sakit
“aku Positif
mas, virus HIV”
Di Juli setahun yang lalu
kau diperkosa majikan dan rekanan bisnisnya
Ceritamu pilu yang menyayat
Kau paparkan pada bulan
Juli tahun ini
Di tengah hiruk pikuk
dirgahayu negeri
Agustus di hari kemerdekaan
Kibar merah-putih diantara
dominasi putih Rumah sakit
Kau masih terbelenggu
melawan Virus yang menggergoti
Pucat pasi Tubuhmu semakin
kurus
melemah
Di bulan ke sembilan,
September.
Nampak bulan sabit sehabis
hujan dari jendela ruang isolasi
Aku lihat cekung lekuk
hitam di bola matamu
Butir menetes di pipimu
“mas..” mungkin itu kata terakhir dari mulutmu
Oktober ............?
Aku lihat grafik di layar
monitor
Dan nafasmu yang berhembus
naik turun
Kelam di bulan kesepuluh
Aku mendengar mars Gugur
Bunga di ruang tunggu
Aku lihat di Layar
kaca beberapa veteran perang hadir ke makam pahlawan
sedang menabur bunga pada
teman seperjuanganya.
November, Kamu masih
tergolek tak berdaya
Hanya menunggu keajaiban menyapamu
Atau pun kau berlalu
meninggalkan kami semua
Dipertengahan Desember
Aku tak bisa melihat
sedikit keceriaan di ruangan itu
Semua bisu
Diam
Dan hanya doá-doá yang
dipanjatkan sanak saudara
Keluarga dan teman dekat.
Pada detik-detik terakhir
aku pun masih disampingmu
“Selamat Jalan....dik..”
Selembar kertas kumal di
saku blue jeanku
terendam di ember penuh
detrejent
dan hampir saja hancur oleh baling-baling mesin cuci
sebuah Catatan kecil saat
bertemu kau di bandara
Seorang TKW
Yang telah jadi kekasihku
Dan kini pergi
meninggalkanku
Berpulang ke rumah Tuhan....
Mardi Rahuyu, Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar