Rabu, 25 Juni 2014

Antologi Puisi Kemilau Bulan Januari


KEMILAU MUTIARA JANUARI

Koordinator Penulis : Tosa Poetra
Gambar Sampul : Lukisan karya Sidik Ihwani
Desain Sampul : Tim Sembilan Mutiara
Tata letak : Tim Sembilan Mutiara
Penerbit : Sembilan Mutiara Publishing Trenggalek
Email : sembilanmutiara@ymail.com

Cetakan pertama, Januari 2014
Xiv + 174 hlm; 14,5 x 21 cm
ISBN: 978-602-1264-05-8



Para Penulis
 
Adwa Qaireen, Afiyah Asya Luvias, Agus Hariyanto, Agus Sri Wardoyo,
Aloeth Pathi, Amie Suratmie, Andhara Praja, Andrian Eka Saputra,
Arovik Ghokilz, Ary Nurdiana, Asrie Dede, Aziza Zuroh Sya’bandiyah,
Bambang Eka Prasetya, Barep Pangestu, Cinde Laras, Deni Tri Aryanti,
Dewi A Maryati, Dewi Susanti, Dianti Sevina, Eddie MNS Soemanto,
Eka Nuraini, Eka Sundari Ndaru, Euis Muadatul H, Ferry Willi Riawan,
Hesti Sartika, Hilman Darmawan, Ibnu Din Assingkiri, Ining Rustini,
Jingga Flamboyan, Juwaini, Khusnul Ihda M, Koko Prianto,
Liestyo Ambarwati Khohar, Muhammad Abdurrahman, Neneng Nurhasanah, Nieranita, Niken Pratiwi, Nunik Tyas, Nurhikmah Hakiki, Nurul Annisa
Nyuwun Laksana Angin, Obi Samhudi, Risang Bayu Citra Saptadi
Robby Herya Bayu Nugroho, Rudian Setiawan, Rudi Yuswantoro
Sabda Alamsyah, Saiful Anam Assyaibani, Sarah Kartika Pratiwi, Seyhan Zuleha, Siamir marulafau, Sidik Ihwani, Siti Maryam, St Sri Emyani, Sudarmono,
Susilowati Sagi, Syam Chandra Mt, Syihabul Furqon, Tarra Lestarry
Tri Budhi Sastrio, Tosa Poetra, Tulus Setyadi, Ummi Salma, Widi Suharto,
Yandri Yadi Yansah, Zulia Rahmasari.


ada Beberapa Puisi ;



TARIAN KEMBANG & KUPU-KUPU

Pada pinta
Pintu yang satu
Adalah tarian kembang dan kupu-kupu
Hutan hilang
Terbang melayang sayap patah
Keluh
Resah
Pada pinta
Pintu yang satu

Lentik jemari
Lenggok pinggulmu
Adalah tarian kembang dan kupu-kupu
Pada pinta
Pintu yang satu
Adalah butir bening mata kami
Pada pinta
Pintu yang satu
Adalah tetes embun di hati kami

Pati, 23-08-2012




Setahun  Aku Bersamamu

Selembar kertas kumal di saku blue jeanku
terendam di ember penuh detrejent
dan hampir saja  hancur oleh baling-baling mesin cuci
sebuah Catatan kecil saat bertemu kau di bandara

Cerita duka di awal Januari
Tentang seorang TKW  Pulang teraniaya

Bulan Februari penuh warna ungu
Nuansa sendu berbalut kelabu
Temanmu sejawat mati ditiang gantungan

Maret , kusentuh tanganmu yang membiru
Matamu yang lebam masih membekas

Dengan sepotong coklat berpita
Pada April yang mendung
Langit muncurahkan tangisnya
Sebuah senyum tersungging di bibirmu
Ada asa terpaut.

Mei, kutemani kamu kibarkan spanduk-spanduk
Orasi di depan kementrian tenaga kerja
menuntut kenaikan Upah Buruh
dan Perjuangkan nasib kawan-kawanmu di mancanegara

Di Juni aku mulai mengunjungimu
Pecah tangis seiring hujan lebat di bangsal Rumah Sakit
“aku  Positif  mas, virus HIV”

Di Juli setahun yang lalu kau diperkosa majikan dan rekanan bisnisnya
Ceritamu pilu yang menyayat
Kau paparkan pada bulan Juli tahun ini

Di tengah hiruk pikuk dirgahayu negeri
Agustus di hari kemerdekaan
Kibar merah-putih diantara dominasi putih Rumah sakit
Kau masih terbelenggu melawan Virus yang menggergoti
Pucat pasi Tubuhmu semakin kurus
melemah

Di bulan ke sembilan, September.
Nampak bulan sabit sehabis hujan dari jendela ruang isolasi
Aku lihat cekung lekuk hitam di bola matamu
Butir menetes di pipimu
“mas..”  mungkin itu kata terakhir dari mulutmu

Oktober ............?
Aku lihat grafik di layar monitor
Dan nafasmu yang berhembus naik turun
Kelam di bulan kesepuluh
Aku mendengar mars Gugur Bunga di ruang tunggu
Aku lihat di Layar kaca  beberapa veteran perang  hadir ke makam pahlawan
sedang menabur bunga pada teman seperjuanganya.
November, Kamu masih tergolek tak berdaya
Hanya menunggu keajaiban menyapamu
Atau pun kau berlalu meninggalkan kami semua

Dipertengahan Desember
Aku tak bisa melihat sedikit keceriaan di ruangan itu
Semua bisu
Diam
Dan hanya doá-doá yang dipanjatkan sanak saudara
Keluarga dan teman dekat.
Pada detik-detik terakhir aku pun masih disampingmu
“Selamat  Jalan....dik..”

Selembar kertas kumal di saku blue jeanku
terendam di ember penuh detrejent
dan hampir saja  hancur oleh baling-baling mesin cuci
sebuah Catatan kecil saat bertemu kau di bandara
Seorang TKW
Yang telah jadi kekasihku
Dan kini pergi meninggalkanku
Berpulang ke rumah Tuhan....

                                                                                                 Mardi Rahuyu, Maret  2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar