Rabu, 25 Juni 2014

Antologi Puisi Epifani Serpihan Duka bangsa




Puisi dan Penulisnya

Perempuan Dan Reruntuhan Karya: Agus Hariyanto Rasjid 
Bocah Kecil Dan Reruntuhan Karya: Agus Hariyanto Rasjid

            Bertanya Bencana Karya: Agus Sukoco 
       Bencana Itu Adalah Kamu Karya: Agus Sukoco

        Jangan Menangis Beee !!! Karya: Aloeth Pathi 
           Pesan Dari Gunung Karya: Aloeth Pathi


                 Perjalanan Karya Anta Sulthoni

             Yang Tersisa Karya: Apollonia Corida

           Negeri Atas Angin Karya: Ary Nurdiana 
         Janjiku Pada Negeriku Karya: Ary Nurdiana 
             Wajah Negeriku Karya: Ary Nurdiana 
               Anak Negeri Karya: Ary Nurdiana

             Nyanyian Ciliwung Karya; Aryo Ayok

        Tangisan Bumi Pertiwi Karya: As Syifa Aulia 
   Kidung Perih Gunung Sinabung Karya: As Syifa Aulia 
            Muhasabah Diri Karya: As Syifa Aulia 
         Sinabung Berguncang Karya: As Syifa Aulia

           Tanah Yang Murka Karya: Asri Aprianti

                Emosi Alam Karya: Asrie Dede 
    Di sini Aku Kirim Doa Untukmu Karya: Asrie Dede 
    Sampai Di Mana Perjalananmu Karya: Asrie Dede  
               Getaran Nada Karya: Asrie Dede

              Pada Mata Itu Karya: Asrie Lestari 
            Catatan Almanak Karya: Asrie Lestari 
            Jika Alam Marah Karya: Asrie Lestari

   Trenyuh Empati Karya; Bambang Kustedjo Soedarjo 
    Bulan Berkabut Karya; Bambang Kustedjo Soedarjo

                   Duka Karya: Budi Wiyono 
                   Resah Karya: Budi Wiyono

      Tiada Pantas Aku Berdiri Karya: Burhanudin Joe 
        Sinabung Menggugat Karya: Burhanudin Joe 
 Gunungku Terlanjur Tua Karya: Burhanudin Joe 
              Indonesiaku Karya: Burhanudin Joe

 Bukan Toba Supervolcano Karya: Didi Pengeja Al Adabi 
Manuskrip Kegelisahan Cinta Karya: Didi Pengeja Al Adabi 
        Genta Sebuana Karya: Didi Pengeja Al Adabi 
     Replika Untung Diri Karya: Didi Pengeja Al Adabi

         Bencana Negeriku Karya: Fitryana Nur Aini 
      Berdoa Dalam Bencana Karya: Fitryana Nur Aini 
         Meratus Menangis Karya: Fitryana Nur Aini

  Tragedi Cinta Nestapa Kelud Karya: Gampang Prawoto
            Wisik Kelud Karya: Gampang Prawoto

   Bocah Kecil Dalam Dekapan Karya: Hastira Soekardi

    Menaguk Ikan Di Air Keruh Karya: Helmi Setyawan 
        Mengapa Harus Kami Karya: Helmi Setyawan 
   Untuk Tuan Pemberi Bantuan Karya: Helmi Setyawan

                 Bencana Karya; Hendi Tragedi

          Menuai Bencana Karya: Herry Abdi Gusti 
          Festifal Gunung Karya: Herry Abdi Gusti

                 Sadarlah Karya: Ining Rusmini 
              Ujian Tuhan Karya: Ining Rusmini 
              Api Sinabung Karya: Ining Rusmini

                  Banjir Karya: JF Widianigsih 
                   Sesal Karya: JF Widianigsih

            Tangisan Malam Karya: JF Widianigsih 
          Semua Salah Kami Karya: JF Widianigsih

        Mungkin Tuhan Marah Karya: Koko Prianto 
                   Lahar Karya: Koko Prianto

       Gerimis Di Mata Negeri Karya: Minto Leksono 
           Gemuruh Bumiku Karya: Minto Leksono 
         Lemahnya Tegunku Karya: Minto Leksono 
             Jangka Rasaku Karya: Minto Leksono

        Pahitnya Merapi Karya: Muhammad Zamzuri

             Teguran-Nya Karya: Mustamir Khafid 
              Berkabug Karya: Mustamir Khafid

           Ratap Tole Karya: Nani S Kartamihardja 
Tidurlah Dengan Damai Karya: Nani S Kartamihardja 
   Hilanglah Mimpi-mimpi Karya: Nani S Kartamihardja

      Bersabarlah Tanah Karo Karya: Neny Makmum 
      Mungkin Teguran Tuhan Karya: Neny Makmum 
      Jangan Pernah Berhenti Karya: Neny Makmum 
          Kekuatan Itu Ada Karya: Neny Makmum

        Suatu Senja Di Tanah Karo Karya: Nieranita 
        Hilangnya Kepingan Jamrud Karya: Nieranita 
                  Satu Menit Karya: Nieranita 
             Bila Tiba Saat-Nya Karya: Nieranita

    Semua Bisu Tertutup Abu Karya: Nur Ria Widiarti 
         Tradisi Kungkum Karya: Nur Ria Widiarti

            Rencana Bencana Karya: Octavianus

           Rindu Senyum Sinabung Karya: Renita 
                 Duka Sinabung Karya: Renita 
              Di Manakah Ayahku Karya: Renita 
                Ratapan Pribumi Karya: Renita

            Bumiku Membiru Karya: Retno Dinar

       Bumi Berselimut Duka Karya: Reza Mahardika

            Tangisan Anak Karya: Ricky Adityanto

    Simpan Amarahmu Sinabung Karya: Rose Marry St 
           Tegur Tuk Tegar Karya: Rose Marry St 
         Debu Berhamburan Karya: Rose Marry St 
             Tragedi Kelud Karya: Rose Marry St

        Mari Bergandeng Tangan Karya: S Indayani 
                Relung Hati Karya: S Indayani 
           Berbagilah Denganku Karya: S Indayani 
             Nyalakan Cahaya Karya: S Indayani

      Tangisan Putra Karya: Seyhan Zuleha Bachtiar 
 Pesan Cinta Dari Kelud Karya: Seyhan Zuleha Bachtiar 
       Surat Pendek Karya: Seyhan Zuleha Bachtiar 
Jangan Marah Pada Kami Karya: Seyhan Zuleha Bachtiar 
          Kematian Karya: Seyhan Zuleha Bachtiar

    Dongeng Dari Negeri Bencana Karya: Sidik Ihwani 
              Sketsa Kelud Karya: Sidik Ihwani

  Maafin Emak Nak Karya: Srikandy Ayoe
            Pusara Cinta Karya: Srikandy Ayoe

              Amarah 1 Karya: St Sri Emyani 
              Amarah 2 Karya: St Sri Emyani

     Kenangan Tentang Kelud Karya: Tino Jooshe 
             Mari Bersujud Karya: Tino Jooshe 
             Cerita Marni Karya: Tino Jooshe

    Indoonesia Tanah Air Mata Karya: Tosa Poetra 
        Tak Ada Kabar Baru Karya: Tosa Poetra 
Sepenggal Cerita Dari Pandansari Karya: Tosa Poetra

          Padang Ilalang Karya: Tulus Setiyadi 
      Kelud Mewakili Tuhan Karya: Tulus Setiyadi

           Ampuni Kami Karya: Utada Tienza

              Semoga Karya: Widuri Dewanti 





Jangan Menangis Bee..!!!

Bee…
Anak berambut sebahu bicaranya gagu
Mainkan jari-jari mungilnya
Menghitung jatuhnya tetes air dari genting atap rumah yang bocor
Sementara temannya bermain di halaman sekolah

Bee selalu merindukan datangnya hujan
Seperti biasanya bila hujan turun
ia akan keluar rumah bersama teman sebaya
bermain di pematang sawah
mengepakan kedua tangannya seperti burung Elang Jawa
terbang bebas melayang ke kiri ke kanan
melanting ke atas
menukik ke bawah
dengan tatap matanya yang tajam
siap menyambar tikus musuh para petani

Siang ini mendung hitam menggantung di Langit Utara
seminggu lebih hujan mengguyur desa tercinta
air bendungan meluap  menggenangi sawah bapaknya
pematang sawah tempat ia bermain tak nampak dipandang mata

Bee.. Anak berambut sebahu bicaranya gagu
Tatapannya kosong tak keluarkan airmata..
ia tak bermain hujan-hujanan
Ia sedih kucingnya mati tertimpa dinding rapuh
Ia terluka hatinya karena rumah mungil kini tinggal daun pintu
orang tuanya mengungsi di SD Impres dekat pertigaan pasar
separuh warga desa mengungsi karena banjir datang tiba-tiba menghancurkan semuanya
Bee.. Anak berambut sebahu
Berbicara gagu
sembunyikan air matanya diantara deras air hujan siang ini
     : aku tahu semuanya, Jangan Menangis Bee!!
                                                                Pati, 9 Februari 2014




Pesan dari Gunung

Rasanya baru kemarin aku lewati kota ini
Masih nampak hijau dedaunan
Sawah mulai menguning
Para gembala masih menunggu di bawah pohon mangga
Melihat sapi-sapinya di tanah lapang

Anak-anak bercelana merah berbaju putih dengan tas di punggungnya
Bercanda sepanjang jalan menuju sekolah dekat kecamatan
Aktifitas pagi ibu-ibu di Pasar dengan keranjang dipundaknya
Membawa sayuran, papaya, kacang panjang, buncis.

Ketika malam hampir separuh perjalanan
tiba suara menggelegar beruntun
membuat panik warga desa maupun kota
jerit tangis diantara gumam dan takbir
Beberapa orang berlarian menuju barak pengungsi
Selamatkan diri masing-masing
Seperti Zombie tubuhnya penuh semburan abu vulkanik
Mereka panik
terluka sakit perih
malam semakin larut
Gunung telah menyampaikan pesan-Nya

Hari ini aku melihat kota sepi seperti kota mati
Bangunan porak poranda dihantam batu kerikil
Luapan magma letusan Gunung Kelud
membuat penghuni kota tersentak, wajah dan rambutnya putih terkena semburan abu vulkanik
Potret Kota kusam hitam-putih tak berwarna pelangi.
                                                                                               
                                                               Sekarjalak, 20 Februari 2014


Aloeth Pathi, lahir di Pati- Jawa Tengah. Karyanya dimuat  Mata Media antologi bersama, Puisi Menolak Korupsi 2 (Forum Sastra Surakarta 2013), Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus dan Forum Sastra Surakarta 2013),Komunitas Harmonika Kehidupan ; Harmonika Desember (Sembilan Mutiara 2014), Kemilau Mutira Januari (Sembilan Mutiara 2014), Menggenggam Dunia (Mafasa 2014) Mom: The First God that I Knew (Garasi 10 Bandung 2014). kelola Buletin Gandrung Sastra Media & Perahu Sastra. Tinggal di Jln. Ronggo Kusumo 204, Sekarjalak, Margoyoso-Pati. FB: Aloeth Pathi II, E-mail : margoyoso-cah@yahoo.com . No hp; 085225149959

Tidak ada komentar:

Posting Komentar