Buku 1:
Sejuta Hati Untuk Gus Dur
Penulis: Damien Dematra
ISBN: 9789792253467
Stock buku: Persediaan terbatas
Jumlah halaman: 432
Tahun terbit: 2010-01-26
Bahasa: Indonesia
Harga: Rp. 59.160.00
Sinopsis: Novel ini diadaptasi dari skenario film Gus Dur: The Movie, yg awalnya direncanakan akan diputar di bioskop-bioskop Indonesia pada ulang tahun GusDur yg ke-70 pada Agustus 2010. Namun, berpulangnya sang tokoh pada sang Pencipta sangat mengejutkan semua pihak, termasuk sang penulis, sehingga lahirlah inisiatif spontan utk membuat versi novel sekaligus menggalang proyek pengumpulan Sejuta Hati utk Gus Dur. Dalam novel ini pembaca akan dibawa menyelami kehidupan seorang Gus Dur dari sebelum kelahirannya hingga akhir hayatnya. Semoga banyak manfaat yg bisa dipetik dari kehidupan sang tokoh besar, pahlawan kemanusiaan, bapak pluralisme, & guru bangsa ini.
1 Kabar Sedih utk Carlo - 7 2 Rasa Rindu kepada Kak Mauro - 17 3 Kita Semua Bersaudara Besar - 23 4 Sebuah Pesan Dari Mauro - 33 5 Harmonika Kesangan Mauro - 43 6 Merry Berharap Mama Baik-baik saja - 53 dst
Sejuta Hati Untuk Gus
Dur
Masyarakat yang ingin
memberikan hati untuk
Gus Dur dapat
bergabung dalam grup facebook Sejuta
hati Untuk Gus Dura
tau mengirimkan nama-nama
yang mau memberikan
hati sebagai tanda cinta dan
belasungkawa ke damiendemitra@gmail.com.
Nama-nama tersebut akan diabadikan dalam edisi
Selanjutnya
buku ini. * ada nama Aloeth Pathi di halaman 395
Buku 2 :
Judul | Sengkarut meja makan: kumpulan cerita pendek |
Penulis | Saut Poltak Tambunan |
Penerbit | Selasar Pena Talenta, 2011 |
ISBN | 6029730010, 9786029730012 |
Tebal | 240 halaman |
Saut Poltak Tambunan (SPT), seorang penulis senior yang tetap eksis
hampir empat dekade (sejak tahun 1970-an). Pengarang ini dikenal dengan
karya-karya dramatik dan sangat kontekstual. Ia merekam situasi di
sekitarnya dengan baik lalu mengemasnya menjadi cerita yang sangat dekat
dengan pembacanya. Benny Arnas yang menulis prolog dalam buku ini
sampai-sampai memberi judul prolog ‘Belajar Membumikan Cerita dari Saut Poltak Tambunan’.
Cerpen-cerpen SPT begitu dekatnya dengan kenyataan, sehingga Benny
Arnas, pengarang muda yang namanya sedang mencuat bahkan ‘menuduh’ SPT
sendiri adalah tokoh-tokoh utama dalam cerpennya ‘Kampung Tamim, Tas Untuk Pak Bakri, Meja Makan, Si Nur, Berdamai Sesore itu, Mutasi, dan Aku Punya Papa.
Khrisna Pabichara, cerpenis yang juga sedang naik daun, dalam
epilog-nya menyatakan bahwa SPT telah menunjukkan profesionalitas, cinta
dan gairahnya untuk mengarang, lewat keseriusan dan ketekunannya.
Seolah tak hendak berhenti, cerita terus mengalir tanpa mengenal kata usai atau tetapi. Bahkan, hingga kini, usia tak bisa menahan ambisi dan laju kreatifnya.
Dalam acara launching di Taman Kuliner – Kalimalang Jakarta Timur, Sabtu 2 April 2011, SPT meluncurkan launching karya terbarunya, sebuah kumpulan cerpen berjudul Sengkarut MEJA MAKAN. Pembacaan
ringkasan cerpen, puisi/musikalisasi, monolog dan petikan sasando
Jitron Pah (finalis IGT) ikut meramaikan launching ini.
Mengapa memilih judul ini, SPT menjelaskan dalam pengantar : “MEJA MAKAN; di atasnya kita makan, melangitkan doa, berbagi ajar, merajut kasih, mengasah aji. Di
atasnya gelak kita gelar bahkan amarah kita umbar silang sengkarut. Di
atasnya pula kita menenun cerita dan puisi, menggagas rencana dan
resolusi, menghitung berkat, melantun syukur bahkan juga memintal sesal
dan memirit sisa uang belanja.” (SPT)
Saut Poltak Tambunan – seorang novelis yang setia pada dunia
penulisan, begitu komentar Ashadi Siregar (novelis, dosen pada UGM) pada
novel SPT yang lain. Beberapa komentar tentang kepengarangan SPT
menunjukkan pengalaman menjadi pengarang dengan thema yang kuat dan
beragam.
“SPT adalah penulis dengan thema-thema
yang kuat. Sensitifitasnya sebagai penulis begitu tajam dan halus
seperti yang Bang SPT tampilkan dalam 15 cerpen yang mempunyai banyak
tokoh unik dengan kehebatan alur cerita. 15 cerpen yang luar biasa.
Ternyata menulis tak kenal batas usia. Lalu kenapa kita yang
muda-muda tak memiliki semangat itu? Mari berkaca pada seorang SPT dan
kita curi ilmunya.” (Reni Erina, Managing Editor Story Teenlite Magazine)
Buku kumpulan cerpen Sengkarut MEJA MAKAN berisi 15 cerita pendek dengan tema yang beragam.
”Tema-temanya unik dan seringkali tidak terduga. Sepertinya
sederhana tapi mengejutkan. Bagaimana dari objek kecil ‘Meja Makan’
misalnya, bisa melahirkan ironi dan kegeraman sebuah potret besar
tentang Negara. Ada tokoh-tokoh kecil yang selalu dianggap tak berharga
(tokoh pembantu dalam cerpen Si Nur misalnya), yang ditulis dengan
karakter kuat dan mengharu-biru, yang telah melahirkan satu pemaknaan
tentang harga kemanusiaan yang kita miliki. Ada kerinduan tentang
kampung halaman yang menghasilkan berlembar-lembar pertanyaan tentang
arti ‘kemajuan’ yang selalu diagung-agungkan. Kegeraman-kegeraman yang
begitu kasar pada cerpen yang menggambarkan kehancuran sebuah peradaban
yang melulu melahirkan kanibalisme antar manusia. Ataupun nilai-nilai
cinta dan masa lalu yang begitu lembut dari hubungan dua manusia yang
saling terasing dengan menawarkan beragam hal dengan cara yang begitu
lugas, akan tetapi tidak kehilangan cara pandangnya yang khas.” (Hanna Fransisca, Penyair dan Prosais)
Momentum launching ini selain meluncurkan Kumpulan Cerpen Sengkarut MEJA MAKAN, juga sekaligus dimanfaatkan untuk sosialisasi dan penyerahan Talking Book ”KIAT SUKSES MENULIS NOVEL” kepada Himpunan Wanita Penyandang Cacad Indonesia (HWPCI). Yayasan Mitra Netra merekam suara Nuning Purnamaningsih (Penyiar Radio DFM) untuk talking book dari buku ditulis oleh SPT berdasarkan pengalaman pribadi sebagai pengarang. Talking Book
(buku ’Kiat Sukses Menulis Novel’ versi audio digital) ini
dipersembahkan bagi mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan
(tunanetra) namun memiliki kemauan dan potensi yang besar untuk menjadi
seorang penulis.
Dengan adanya talking book ini, Yayasan Mitra Netra dan SPT
akan memberikan horison pengharapan baru bahwa keterbatasan penglihatan
pun tidak akan dapat membelenggu potensi dan impian seseorang dalam
menetaskan karya-karya yang kreatif, khususnya di bidang tulis-menulis.
Jakarta, 2 April 2011
Sebastiane Wardono
PR Selasar Pena Talenta
* Aloeth Pathi Ikut memberi komentar bersama kawan-kawan lainnya,
pada salah satu judul cerpennya : "Aku Punya Papa"
Buku Ketiga : Abah Yoyok ; Akal Sehat Menolak Paham Sesat
Muqadimah
Menuntut ilmu itu
wajib dari ayunan sampai masuk liang lahat. Begitu kira-kira pesan Kanjeng Nabi
Muhammad SAW kepada umatnya. Jika perlu, tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri
China sekalipun. Dalam perjalanan mencari ilmu kemudian saya kecemplung dalam
sebuah komunitas yang menurut saya “nyeleneh”. Aqidah sama, syahadat sama, Al
Qur’annya juga sama namun sudut pandang mereka tentang Iman dan Islam telah
membuat dahi berkerut.
Iman “percaya” sama
dengan “beo”. Syariat Islam yang kita jalankan sekarang ini adalah tak lebih
hanya sebagai “budaya” warisan dari nenek moyang. Islam sudah kuno. Al Qur’an
sudah tenggelam, begitu kata Pak Guru. Kehidupan dalam keadaan dzulumat. Karena
itu mari kita songsong munculnya “Kurun Muhammad 2”. Kita harus menikah lagi
dengan Al Qur’an, yaitu Al Qur’an menurut Sunah Rasul, bukan Al Qur’an Bahasa
Arab.
Pandangan-pandangan
seperti itulah yang menimbulkan kegelisahan dan pergolakan bathin.sehingga
akhirnya melahirkan beberapa tulisan berupa dialog antara Si Fulan dan Pak Guru
dalam bentuk Cerita Pendek. Judul demi judul kemudian saya kirimkan kepada
sahabat-sahabat saya di dunia maya dalam forum terbuka di “jejaring sosial”.
Alhamdulillah, sambutan cukup antusias dari positif.
Opini dan saran
yang masuk ternyata sangat menunjang substansi masalah yang ingin saya
sampaikan mengenai ajaran-ajaran komunitas yang “nyeleneh” itu, timbulah ide
untuk menghimpun tulisan-tulisan tersebut berikut opini dan saran para sahabat.
Maka jadilah “buku Saku” ini yang saya beri judul “Akal Sehat Menolak Paham
Sesat. (Beriman saja koq Repot)”
Semoga bermanfaat
bagi pembaca.
Salam
Cisauk-Tangerang-Banten, Januari 2010
Abah
Yoyok
Terima kasih dan taqziemku untuk:
Gus Jabbar Hubbi, Halim Haroimain (Jombang-Jawa Timur)
Echi Sofwan (Medan-Sumatra Utara)
Andi Tatta Wahid (Makasar-Sulawesi Selatan)
Anis Soleh Baashin, Aloeth Pathi, Riyad Sukabul, Daryanto Ahmad Zaini,
Arif Budiman, Yayok Apfd, Ida Cendrawati, Nadi Swasti, Christina Sari, Susi
Ayu, Ca’at Fa dan seluruh sahabat-sahabat Facebook yang telah menyumbangkan
pemikiran melalui komentar-komentar yang membangun.
Buku Kuno Pertama nulis;
PRASASTI
Majalah
Mahasiswa Sejarah Fak. Sastra Undip
Izin Terbit
S.K. No. 02/SK/DEK/1994
Pelindung
Ketua Jurusan Sejarah Undip
Pimpinan Umum
Budi Winarto
Sekertaris
Umum
Lusiana Octrina
Pemimpin
Redaksi
Indah Tri Arifah
Redaksi
Pelaksana
Pandu Setyorini, Budi Sutiono, Prihadiningsih
Dewan Redaksi
Yunita, Nurely Yudha S, Zarah, Widianingtyas
Reporter
Dwi Sudarlan, Sulaiman Akbar, Leni, Noer Lutfi,
Yulianawaty
Rinto Risdianto, Tien
Fotografer
Muslichin
Dokumentasi
Budi Setiawan
Pemimpin
Usaha
M. Amir Ma’ruf
Lay Out
Budi S, Wien
Litbang
Jazuli Reza
Alamat
Redaksi
Jl. Hayam Wuruk no.4
Semarang 50241
Pencetak
CV Damad Offset
(024) 551502, 546237
Tidak ada komentar:
Posting Komentar