Spesifikasi buku:
Ukuran 14 x 20 cm
Tebal 247 hlm
ISBN 978-602-14142-5-5
Harga Rp. 42.000,-
Pemesanan bisa melalui inbox FB El Nisa Publisher
Endorsment!
“Di mana ada
keluarga, di situlah saya merangkai cita. Karena sebesar apapun kesuksesan
saya, selalu saya persembahkan untuk mereka, terutama Enyak dan Babe,”
Mirza Ghulam
Ahmad,
Dosen Sosiologi Sastra di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
“Membaca
buku ini membuat jiwa saya serasa mudik dan raga tetap berada di kota
perantauan. Dalam hal apapun, keluara memang segalanya,”
Ana Ubaiya, Penggemar
Cerita Inspiratif
“Boleh jadi,
seseorang memiliki banyak sahabat atau kenalan. Tetapi disaat problema melanda,
pastinya akan bermuara pada keluarga juga, dan pada kenyataannya hanya merekalah
yang tetap bersedia menerima kita,”
Eva Jaelani, Penulis
Cerita
Ada 60 naskah yang kami pilih dan kemudian akan kami terbitkan menjadi dua buku yang berseri, yaitu (Keluarga adalah Segalanya #1 dan Keluarga adalah Segalanya #2). Masing-masing dari buku tersebut berisi 30 cerita inspiratif.
- Adik Kecilku - Annisatushsholihah Nur Rakhmah
- Catatan Cinta untuk Ayah-Fetrina Azzahra
- Well, This is My Fam - Deela n’Erth
- Intan yang Tak Ternilai Harganya - Novia Luciana
- Lelaki Kangkung Maniak - Luthvey Nurutdinova
- Rencana-Nya Lebih Indah - Armita Fibriyanti
- Air Wudhu Abi – Alflailwalail
- Dua Sayap dan Aku Bisa Terbang - Indah Kiki Yuliana
- Jangan Lupa Engkau Bersyukur, Nak! - Redi Awal Maulana
- Memori Cinta dalam Bingkai Keluarga - Santi Sumiati
- Semua Untuk Ibu - Desy Sundaryanti
- Akar dan Sayap dari Mama - Rere Zivago
- Guci Cantik Ayah – Juliana
- Janjiku Untukmu, Ayah - Rosarila Dwi Jayanti
- Mom's Big Secret - Haifa Chairunnisa
- Sosok Kesederhanaan Ayah - Nenny Makmun
- Anak Sawi S.Pd. - Ana Avicenna
- Hari Ibu Tanpa Bunda - Little Athaillah
- Kami Lalui Bersama - Argita Maya Fauzi
- Mutiara Qobliyah - Hariani, S.Pd.
- Bapak, Cepat Sembuh! - Retno Budi Arti
- Inginkan yang Terbaik untuk Adikku - Siti Nurjanah
- Keluargaku Inspirasi Hidupku - Linda Mustika Hartiwi
- My Family (Not) Broken Home - Erputri
- Wujud Cinta Melahirkan Impian - Jay Wijayanti
- Air Mata Ibu - Bella Ayudita
- Belajar dari Masa Lalu - Nabila Al Qoshwa
- Dua Jempol Buat Bapak - Riska Ayu Purnama Sari
- Ibuku Pahlawanku – Yumna
- Keluargaku, Jauh di Mata Dekat di Hati – Nurul Hasani
- Pelangi di Sore Hari - Aloeth Pathi
- Sehelai Sajadah Panjang – Zainuddin
- Ajari Aku Agar Tetap Hidup - Mayang Anglingsari Putri
- Belajar Mendampingi ala My Mom - Hastira Soekardi
- Harta yang Tak Ternilai - Yuni Retnowati
- Isyarat Kekuatan Doa - Ukhtyan Muhibbah Firdaus
- Ketika Takdir Menyapa - Reni Agustini
- Pelita Untuk Sang Bunda-Muhammad Hasir
- Aku di Sisimu, Selalu di Sisimu - Amy El-Fasa
- Bingkai Hati - Nu-Riel
- Hati - Rausyan Fikri
- Kalian Inspirasiku - Erma Listiya Karuniawati
- Mendung Kelabu Siang Itu - Fauzi Maulana
- Pesan Terakhir Ibu - Siti Nur Indah Sari
- Suami Terbaik-Novy Noorhayati Syahfida
- Ayah, Mengapa Aku Berbeda – Kartini
- Bunda Tak Pernah Meninggalkanmu, Nak! - Ikha Inayatul Markhumah
- Hidup karena Cinta - Siti Rabiah Al-Adawiyah
- Kasih Sepanjang Masa - Putri Arum Islami
- My Inspiration My Family - Anna Rosdiana
- Problema Keluarga – Vien
- Super Mother - Anisa Sholihat
- Ayah, Tahukah Engkau - Nina Nurjanah
- Doa Keluarga adalah Segalanya - Muhamad Syukron
- Ibu Penyemangat Hidupku - Mutia Ulfah
- Keluargaku Inspirasiku - Majaza’ah
- Nyanyian Jiwa - Juliasti Astuti
- Secercah Bahagia Dibalik Derita - Husna Syifa Ubaidillah
- Pandang Matahari Kembali – Depskii
- Can Money Buy Happiness - Inggrid Widya Pitaloka
Pelangi di Sore Hari
(Aloeth Pathi)
Bu de selalu tersenyum bila langit mendung, bertanda
hujan akan segera turun. Ia keluar rumah kedua tangannya menengadah ke atas,
serasa berucap syukur karena Tuhan telah memberinya hujan. Ia berlari,
berputar-putar menyambut datangnnya hujan, kami bertiga dan masyarakat setempat
menyaksikan itu menjadi hal yang biasa. Bila musim hujan pastilah pekerjaan
kami sekeluarga bertambah karena harus mencuci daster bu de
yang di pakai buat hujan-hujanan.
“Mbak,
cepat dimakan ntar ayamnya mati lho ! ” Riyadi adik bungsunya sangat sayang dan perhatian
pada kakak satu-satunya. Kami sekeluarga memanggilnya Bu de Yani, karena kami
dilahirkan dilingkungan keluarga pedesaan. masih menghormati adat istiadat dan
kebiasaan tata cara pemanggilan nama keluarga dengan sebutan Bu de, pak de,
untuk kakaknya ayah dan ibu sedangkan bu
lek , pak lek sebutan untuk adiknya
orangtua kami, untuk memanggil kakek dan nenek biasanya simbah kakung , simbah putri. Kalau
eyang jarang digunakan di desa kami.
Bu
de Yani cepat menghabiskan makannya. Adiknya Riyadi yang juga ayah kami sudah
mempersiapkan keperluan mandi, juga Rok berwarna merah kesukaannya. Bu de
prilakunya aneh seperti orang keterbelakangan mental, namun Bu de bukan idiot,
ia masih bisa merespont lawan bicaranya. Meski agak terlambat. Bu de mengidap
penyakit itu semenjak ia mengalami sakit panas waktu kelas satu SMP, ia menjadi
kesulitan dalam berkomunikasi, bisu dan pendengarannya agak terganggu. Ia hanya
bisa mengangguk dan geleng kepala.
Suatu
ketika Bu de mengurung diri dikamarnya, tidak mau keluar. Kami sekeluarga di
buat bingung. Ayah mencoba bujuknya agar ia membukakan pintu kamar, tapi tak
ada jawaban. Tiba-tiba Bu de muncul dibelakang kami sambil mengasih kunci kamar
yang patah. Ternyata bu de keluar lewat jendela. Ayah memeluk erat Bu de Yani, Aku lihat ayah begitu sangat
paniknya. Ayah begitu takutnya bila kehilangan Bu de, setelah ibu kami
meninggal hanya Bu de satu-satunya perempuan di rumah kami.
Ada
kejadian ganjil bila Bu de selalu melakukan tindakan-tindakan aneh, kadang dijadikan tanda-tanda atau firasat bagi
masyarakat setempat. Pernah bu de keluar rumah hanya mengenakan kain batik
bermotif Parang Rusak sambil berlari-lari keluar rumah. Kami sekeluarga yang
dibantu warga setempat mengejarnya hingga sampai tanggul rel kereta api. Tiba-tiba air dari sungai
meluap dan menggenangi perkampungan kami. Sejak saat itu bu de menjadi buah
bibir di desa kami, ada yang bilang bu de seorang yang punya kelebihan dan
diberi tanda-tanda oleh Tuhan. Semenjak peristiwa itu Warga kampung kami menjadi
perhatian, tidak memandang sebelah mata lagi terhadap bu de dan keluarga kami. Bahkan
Anak-anak kampung tidak berani mengolok-olok atau melempari bu de lagi.
Aku
dan adikku bungsu selalu mengumpulkan kertas yang berisi gambar dan tulisan Bu de
Yani. Kami bertiga pun tidak tahu apa maksudnya. Tapi kami mengumpulkan
coretan-coretan itu pun atas perintah dari Pak Lurah dan para pemuka agama,
agar tidak disalahgunakan sebagai jimat atau lembaran penerawangan untuk
membeli togel. Kejadian ini semenjak Lek Warsono pernah mengambil kertas bu de,
dan diramal ternyata angka tembus. Warsono
menjadi kecanduan memburu coretan bu de sampai mengumpulkan satu kantong
plastik penuh. Coretan dari kertas ada yang dari bungkus rokok, sabun mandi,
Obat Nyamuk Bakar. Bahkan ia selalu mengawasi gerak-gerik bu de untuk diramal
dan ditafsiri menjadi angka-angka jitu.
Setiap
perilaku bu de jadi perhatian warga setempat. Pernah ada anak bayi rewel nangis
terus. Bu de jadi ikutan nangis, justru sebaliknya anak yang rewel gantian
terdiam lihat bu de menangis. Itu pun tidak disengaja bu de bisa menenangkan
anak itu, karena kami gak bisa menjelaskan secara ilmiah atau menggunakan teori
apa? Kami hanya mengganggapnya itu sebuah kejadian yang bisa menimpa siapa saja
secara kebetulan.
Semenjak
ibu meninggal bu de menjadi murung, tak ada keceriaan terpancar diwajahnya. Ibu
adalah iparnya bu de, semasa hidupnya ibu mencurahkan kasih sayang pada kami
sekeluarga. Ia selalu pandai menyimpan sesuatu dari kami. Ibu selalu
merahasiakan persoalan-persoalan yang dapat membikin kami sedih, termasuk
penyakit yang dideritanya. Setiap sore
Ibu selalu menyisir rambut bu de yang panjang kemudian digelung dikasih
cundrik. Mirip Mei Shin, pendekar perempuan dalam film laga mandarin. Kadang
aku melihat ibu membelai kepala bu de waktu tiduran di pahanya, kasih sayang ibu kepada kami sekeluarga
tercurahkan, hingga kami sekeluarga menjadikan ibu sebagai sosok yang sangat
berarti pada keluarga kami.
Ibu
di diagnosis mengalami penyakit kanker payudara stadium empat dan sangat sulit
disembuhkan, meski ada upaya operasi pengangkatan payudara namun kemungkinan
kecil untuk sembuh karena kangker itu telah menjalar ke seluruh tubuhnya. Kami
sekeluarga sangat terpukul, semenjak ibu opname di rumah sakit, rumah menjadi
sepi tak ada canda tawa atau sendau gurau lagi,
bu de juga bersedih, ia mengurung diri dalam kamarnya, rambutnya
berantakan. Sore itu aku lihat bu de duduk terdiam di pinggir kasur, tak lama
kemudian ia menutup wajahnya dengan kedua
telapak tangannya. Ia menangis sekeras-kerasnya, Sesaat itu juga aku
ditelpon ayah bahwa ibu meninggal. Bu de seakan lebih tahu dulu ketimbang kami
yang memiliki tehnologi komunikasi handal.
Bu
de memiliki perasaan yang tajam, sensitif. Ia kadang bisa membaca pikiran kami
sekeluarga. Waktu adik mogok tidak mau sekolah Taman Kanak-kanak, membuat aku
dan ayah bingung, tidak tahu apa yang menjadi keinginan adikku. Bu de keluar
dari kandang ayam membawa kantong tas berisi dua ekor katak diberikan ke adikku
yang lagi ngambek.
“
ini namanya apa kak?” tanya adikku yang lugu.
“Katak
..!!” jawab kami berdua serempak. Ternyata adikku mogok sekolah karena lupa
nama-nama binatang amphibi. Ada tugas yang diberikan ibu gurunya untuk membawa
salah satu binatang yang hidup di dua tempat. Adikku pinginnya kepiting,
ternyata katak juga hidup di dua tempat. Betapa girangnya adikku, sekarang ia
tahu bahwa katak adalah binatang amphibi yang hidup di dua tempat.
Bu
de selalu ada ketika kami dalam keadaan sulit, Meski kehadirannya kadang kami
anggap remeh, karena sulitnya kami dalam berkomunikasi dengan bu de menjelaskan persoalan-persoalan pelik di
dalam kehidupan. Namun dengan melihat bu de kadang kami menemukan solusi
memecahkan problema hidup, Itu hanya
kebetulan waktu ayah kebingungan soal sengketa tanah dengan pengembang . bu de
membawa lidi dibagi tiga, satu diberikan kepada adikku. Satu buat bu de
sedangkan yang satunya lagi dibagi dua, masing-masing mendapat separuh. Bu de
memberikan lambang atau simbol –simbol yang kadang kami menterjemahkannya,
meski kadang kami terlambat memahaminya.
Suatu
ketika adikku tertidur di ruangan tengah tak berbantal dan kancing bajunya
terlepas, tiba-tiba bu de mendekati dan membelai lembut rambut adik sambil
mengancingkan bajunya. Persis seperti apa yang sering dilakukan ibu sewaktu
masih hidup.
“Bu
de udah makan!?” tanya adik bungsuku sambil sandarkan kepala di pahanya. Bu de
hanya menganggukan kepala. Ada respon timbal balik antara adikku dan bu de. Ini
kami anggap aneh, adikku menggunakan bahasa komunikasi yang bisa dipahami bu
de. Aku dan ayah mengganggap ini sebuah kemajuan bagi bu de. Kadang kami berdua
mendengar bu de bersenandung meski tidak jelas hanya la..la..la tapi nadanya
pas seperti lagu-lagu syiiran yang sering disenandungkan ibu waktu di dapur.
Saat menggoreng tempe atau membuat sambal kesukaan kami sekeluarga.
Jam
dinding di ruang tengah berdenting sembilan kali bertanda aktifitas bu de
diganti dengan duduk ditempat tidur, mencorat-coret kertas berisi tulisan atau
gambar yang tidak jelas dan sulit dipahami. Kemudian kami berdua siap mengambil
kertasnya sebelum diambil Lek Warsono. Itu pertama kalinya bu de bersikap aneh
pada kami, biasanya bu de selalu asyik
dengan dunianya, Bila pagi hari ia mengangguk-anggukan kepala menunggu matahari
lepas diangka sembilan. Bila sore tiba dia selalu menggeleng-gelengkan kepala
sambil meracu tidak jelas apa yang diomongkannya.
Siang
itu langit mendung mulai menebal, Kami sekeluarga duduk diruangan tengah, bu de
hanya mengenakan daster warna krem bermotif
bunga mawar merah milik ibuku. Ia keluar rumah kerena hujan mulai turun.
Tiba-tiba petir menggelegar membuat bude
kaget berteriak-teriak sekuat-kuatnya. Kami sekeluarga berhamburan keluar rumah
“mbakyu...”
“Bu
de...” bu de tergeletak di tanah yang
becek, kami bertiga hujan2an mengangkat bu de di teras rumah. Kami bertiga
mencoba membangunkan tapi bu de terdiam, membujur kaku, aku gerak-garakkan
tubuhnya. Bu de belum juga siuman. kami bertiga menangis sekuat-kuatnya. Panik.
Jangan-jangan bu de meninggal.
Hujan
mulai reda, aku lihat langit mulai cerah dibelahan barat. Sore merembang sebelum matahari tenggelam diperaduannya. bu de siuman sambil jari telunjuk mengarah ke
langit sebelah utara.
“Pelangi”
kata pertema terucap dari mulut bu de.
“apaa
!!!” spontan kami bertiga kaget.
“coba
ulangi lagi bu de!” rengek adik bungsuku
“ Riyadi,
lihat! itu pelangi aku senang melihat kalian bisa melihat pelangi, jarang
sekali ada pelangi pada sore hari” bu de berbicara lancar, jelas dan fasih seperti
suara ibuku.
Kami bertiga memeluk
bu de sangat haru, semua perasaan tertumpah pada sore yang dihiasi Pelangi di
Langit Utara.
“hore..hore
bu de bisa ngomong” , betapa senangnya adik bungsuku
Sejak
saat itu kami sekeluarga sangat senang melihat bu de lancar berbicara dan tidak
keterbelakangan mental lagi. Sungguh ini anugrah Tuhan yang tak terhingga pada
kami. Tuhan telah mengembalikan semangat hidup kami dalam menatap hari esok
bersama keluarga kami tercinta. Terima kasih Tuhan atas KaruniaMu.
Sekarjalak, 16
September 2013
****###*****
Aloeth
Pathi, lahir di Sekarjalak-Pati 16 Maret. Karyanya pernah dimuat Buletin
Prasasti, Mata Media dan beberapa
diantaranya dimuat dalam buku antologi bersama,
diantaranya Dari Dam Sengon Ke Jembatan
Panengel (Dewan Kesenian Kudus dan Forum Sastra Surakarta 2013). Antologi
Puisi Menolak Korupsi II (Forum Sastra Surakarta). Aktif di Gandrung Sastra Margoyoso-Pati.
Serta mengelola Buletin Gandrung Sastra
Media dan Buletin Perahu Sastra.
Selain itu juga aktif di Teater Lintang
Utara, Lingkar Study Waroeng Kopie
(LSWK), Komunitas Oyot Jati Margoyoso, Sanggar Sang Saka Sekarjalak.
Tinggal di Jln. Ronggo Kusumo 204, Sekarjalak, Margoyoso-Pati. E-mail :
margoyoso-cah@yahoo.com .
No hp; 085225149959
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل